Kapolsek Kretek, Kompol Supardi menuturkan jenazah yang ditemukan di kamar Hotel Widodo 1, Parangtritis merupakan ibu dan anak kandung bernama Marina (19) dan putrinya Velsia Cinta Ashara (16 bulan).
Laki-laki yang jenazahnya ditemukan terapung ternyata merupakan ayah tiri Marina sekaligus pasangan gelapnya bernama Satriotomo Prayitno alias Yoyok. Mereka berasal dari Kaliputih, Singorojo, Kendal, Jawa Tengah.
Ilustrasi Yoyok Diduga Bunuh Diri Dengan Cara Melompat ke Laut |
"Hubungan gelap ayah dan anak tiri membuahkan satu anak yang ikut meninggal," ujar Supardi Kamis (14/4).
Supardi menuturkan polisi sempat kesulitan menemukan identitas mereka karena tidak menemukan tanda pengenal di kamar hotel. Namun dengan ditemukannya jenazah laki-laki yang menenggelamkan diri di Pantai Parangendog, petunjuk mulai muncul dari barang-barang pada badan mayat.
Pertama dari kunci kamar hotel yang ada pada saku mayat Yoyok memastikan kalau mereka bertiga tinggal sekamar.
Setelah itu polisi juga memastikan STCKB (Surat Tanda Coba Kendaraan Bermotor) yang ditemukan di dompetnya ternyata merupakan pemilik dealer motor di Semarang.
Pada dompet juga ditemukan kuitansi uang muka pembelian sepeda motor atas nama Satriotomo Prayitno. Dari nomor yang ada di kuitansi tersebut menurutnya dealer motor dihubungi dan berhasil dipastikan nama Yoyok dan dilacak alamatnya pada data pembelian.
"Saya hubungi Polsek Singorojo, saya minta kroscek alamat tersebut, disebutkan Satriotomo sudah beberapa tahun meninggalkan daerah tersebut karena memang ada permasalahan keluarga," ungkapnya.
Ilustrasi Cinta Segitiga |
Masalah keluarga tersebut menurutnya dimulai saat Satriotomo menikahi Martiah (38) yang sudah janda dan memiliki anak gadis yaitu Marina.
Karena Martiah yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga jarang berada di rumah, justru muncul hubungan gelap antara Yoyok dengan anak tirinya Marina hingga hamil. Hubungan terlarang tersebut membuat mereka terpaksa meninggalkan desa.
"Mau diselesaikan secara kekeluargaan oleh Pak Dukuh keburu Yoyok dan Marina kabur, kalau dilihat datanya anak lahir di Jogja pada Oktober 2014," ujarnya.
Selama beberapa tahun pergi dari desanya, pasangan hubungan gelap ini hidup mengontrak di Ungaran dan beberapa kali memang datang menginap di hotel kawasan Parangtritis.
Istri Yoyok yang juga ibu Marina menurutnya mengetahui mereka hidup di Ungaran, bahkan mengirim uang kepada pasangan terlarang ini setiap bulan dan berhenti mengirim pada dua bulan terakhir.
Polisi belum bisa memastikan motif dan juga kepastian apakah ibu dan balitanya bunuh diri atau dibunuh. Namun Supardi memperkirakan mereka tewas setelah ada kesepakatan untuk bunuh diri karena terdesak tekanan moral serta kehabisan bekal untuk hidup.
Dari temuan polisi, biaya penginapan belum dibayar serta tidak adanya uang rupiah dari dompet Yoyok.
Kepastian penyebab kematian masih menunggu hasil visum. Dari hasil visum tubuh bagian luar pada dua mayat di kamar hotel, tidak ditemukan luka walau ada pisau.
Di dalam kamar juga ditemukan obat serangga yang dibawa oleh keluarga ini karena bukan merupakan milik hotel.
Diduga Marina meminum obat serangga bersama anaknya. Setelah mereka tewas, Yoyok masih sempat menutupi badan Marina yang telanjang dan berupaya bunuh diri menggunakan pisau dengan mengiris nadinya. Ada luka pada jenazah Yoyok yang ditemukan kemarin. "Mungkin karena tidak mati-mati, dia pergi ke laut untuk bunuh diri," tuturnya.
Keluarga mereka datang ke Jogja dan sudah memastikan identitas jenazah-jenazah tersebut.
Komandan SAR Parangtritis, Ali Sutanto menjelaskan jenazah Yoyok dilaporkan oleh nelayan Pantai Baron sekitar pukul 09.00 di lepas pantai sekitar tiga mil dari lokasi hilangnya korban.
"Kita lakukan evakuasi untuk dibawa ke Pos SAR, tapi kendalanya ombak di tengah besar," ujarnya.
Proses evakuasi menurutnya juga berjalan sulit karena postur mayat yang berat. Jenazah dievakuasi tidak dengan diangkut di atas kapal namun dengan ditarik di belakang kapal. "Pendaratan juga tidak memakai perahu, tapi ditarik," ungkapnya.
Ali yang juga pengelola hotel yang menjadi TKP ditemukannya dua jenazah wanita dan anak kecil tanpa identitas mengungkapkan ciri-ciri jenazah yang ditemukan di laut memang mirip dengan pria yang menginap bersama wanita dan anak kecil tersebut. "Saya tahu, pernah ketemu di rumah," ujarnya.
Yoyok & Marina |
Pegawai Hotel Widodo, M Saiful Rizal yang pertama kali menemukan jenazah wanita dan anak kecil di kamar hotel, mengaku mengenali jenazah pria yang ditemukan di laut tersebut juga menginap di kamar nomor delapan bersama dua korban lainnya.
"Mereka masih keluarga, kurang tahu suaminya atau siapanya tapi mereka satu kamar," paparnya.
Saiful bisa mengenali jenazah tersebut meski mukanya sudah membengkak karena terlalu lama terendam air. Saiful melihat tanda-tanda di tubuh korban dan barang yang dibawa korban.
"Saya lihat dari tato di tangannya, merek rokoknya sama, bajunya sama, kunci kamar nomor delapan juga dibawa," terangnya.
Saiful mengungkapkan ketiga korban tewas tersebut memang sering menginap di hotel tempatnya bekerja dan sudah sekitar empat kali menginap di hotel tersebut.
Loncat tiga kali
Sebelumnya diberitakan seseorang yang belum diketahui identitasnya nekad menceburkan diri ke laut dari atas tebing di Pantai Parangendog, Desa Girijati, Purwosari, Senin (11/4) siang. Aksi nekad tersebut dilakukan sebanyak tiga kali hingga akhirnya korban hilang terseret ombak.
Kapolsek Purwosari, AKP Mursidiyanto mengatakan aksi nekad pria misterius ini sempat disaksikan warga bernama Sakiman, warga Dusun Parangendok, Girijati. Saat itu saksi tengah mencari rumput di sekitar lokasi kejadian dan melihat pria misterius berada di atas tebing Watu Jaran Pantai Parangendok.
Pria misterius tersebut kemudian langsung menceburkan diri ke laut di saat ombak besar datang. Tak lama kemudian, pelaku kembali ke atas tebing. Sesampai di atas Watu Jaran, pelaku kembali mengulangi aksinya hingga tiga kali.
Namun dalam aksi nekadnya yang ketiga, pelaku langsung hilang terseret ombak yang cukup besar. Saksi yang sempat menunggu selama tiga puluh menit akhirnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Purwosari karena pria misterius tersebut tidak kembali.
Sumber: Tribun Jogja
Demikian artikel tentang Petaka Cinta Segitiga Antara Ibu, Anak dan Suami Berakhir Tragis di Parangtritis, Yogyakarta ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Petaka Cinta Segitiga Antara Ibu, Anak dan Suami Berakhir Tragis di Parangtritis, Yogyakarta ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.