Arsitektur teknologi sistem pembelajaran sampai saat ini yang banyak digunakan pada adalah Learning Technology Systems Architecture (LTSA). LTSA dipandang sebagai sistem yang relatif lengkap untuk pengembangan teknologi pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh Kridanto Surendro (2005) bahwa LTSA merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh divisi edutool dari Farance Incorporation yang dikembangkan berdasarkan IEEE 1484. LTSA adalah arsitektur yang menggambarkan rancangan sistem level tinggi beserta komponen-komponennya. LTSA mencakup sistem yang banyak dikembangkan dan dikenal sebagailearning technology, education and training technology, computer-based training, computer assisted instruction, intelligent tutoring, metadata, dan sebagainya. Arsitektur ini bersifat netral terhadap aspek pedagogi, isi, budaya, dan platform dari suatu sistem pengajaran.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa LTSA terdiri dari lima lapis arsitektur yang dapat dilihat pada gambar 1. Setiap layer menggambarkan sebuah sistem padalevel yang berbeda. Layer yang lebih tinggi memiliki prioritas yang lebih besar dan berpengaruh dalam analisis dan perancangan sistem. Dengan kata lain, layer yang lebih tinggi merupakan abstraksi dari layer yang di bawahnya, sedangkan layer yang lebih rendah merupakan implementasi dari layer yang di atasnya (Frank, 1998)
Gambar 1. Lapis Arsitektur LTSA
Adapun layer-layer di atas dapat dijelaskan sebagai berikut (Stefanus, 2008).
Layer 1: Learner and Environment Interactions,
lapisan ini berfokus pada akuisisi, transfer, pertukaran, formulasi, dan penemuan dari siswa terhadap pengetahuan dan/atau informasi melalui interaksi dengan lingkungannya.
Layer 2: Learner-Related Design Features,
lapisan ini berfokus pada pengaruh atau efek yang dimiliki siswa pada perancangan dari sistem pembelajaran.
Layer 3: System Components, lapisan ini mendeskripsikan komponen dasar arsitektur yang diidentifikasi pada lapis ke-2.
Layer 4: Implementation Perspectives and Priorities,
lapisan ini mendeskripsikan sistem pembelajaran dari berbagai perspektif dengan mengacu padalapis ke-3. LTSA telah memformulasikan lebih dari 120stakeholder perspective. Setiap stakeholder memiliki perspektif yang berbeda terhadap sistem pembelajaran.
Layer 5: Operational Components and Interoperability,
lapisan ini mendeskripsikan komponen dan antarmuka yang bersifat generik dari arsitektur pembelajaran berbasis teknologi informasi seperti yang diidentifikasi pada lapis ke-4. Dengan mengetahui standar interoperabilitas(codings, APIs, protocols) yang digunakan maka dapat ditingkatkan pemahaman terhadap sistem dan dapat diketahui interoperabilitas potensialnya.
Adapun komponen-komponen sistem LTSA pada leyer 3 sebagai layer inti sistem pembelajaran dapat digambarkan seperti pada gambar berikut (Frank, 1998).
Gambar di atas menunjukkan, hal-hal sebagai berikut.
1) Proses, yang meliputi entitas siswa (learner entity), evaluasi (evaluation), pelatih (System coach), dan pengiriman (delivery). Proses dideskripsikan dengan batasan, input, proses (fungsionalitas), dan output.
2) Penyimpanan data, yang meliputi rapor siswa (raport record) dan sumber daya pembelajaran (knowledge library). Penyimpanan data dideskripsikan dengan tipe dari informasi yang disimpan dan dengan metode search, retrieval, dan update.
Aliran data, yang meliputi perilaku, penilaian, informasi siswa, query, info katalog, lokator, materi pembelajaran, multimedia, konteks interaksi, dan preferensi pembelajaran. Aliran data dideskripsikan dengan konektivitas (one-way, two-way, static connections, dynamic connections,dan sebagainya) dan tipe informasi yang dialirkan.
Komponen–komponen tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian:
(1) Proses,
yang meliputi entitas siswa, evaluasi, pelatih, dan pengiriman. Proses dideskripsikan dengan batasan, input, proses (fungsionalitas), dan output;
(2) Penyimpanan data,
yang meliputi rapor siswa dan sumber pembelajaran. Penyimpanan data dideskripsikan berdasarkan tipe dari informasi yang disimpan serta metode search, retrieval, dan update;
(3) Aliran data, yang meliputi preferensi pembelajaran, perilaku, informasi penilaian, informasi pembelajar, query, info katalog, lokator, konten pembelajaran, multimedia, konteks interaksi. Aliran data dideskripsikan berdasarkan konektivitas (one-way,two-way,static connections, dynamic connections, dan sebagainya) dan tipe informasi yang dialirkan.
Sebelum suatu sistem pembelajaran dibangun diperlukan tahapan analisis dan desain terlebih dahulu. Tahapan analisis dan desain ini mengacu pada Lapis
(1) Learner and Environment Interactions dan Lapis
(2) Learner-Related Design Features.
Tahapan berikutnya adalah pemetaan komponen–komponen sistem sebagai kerangka sistem pembelajaran yang utuh. Sekalipun sistempembelajaran yang akan dibangun tidak banyak melibatkan teknologi,misal sistem pembelajaran kelas tradisional, LTSA tetap dapat mengakomodasikan (Frank, 1998).
copas dary : file:///D:/TUGAS/SEMESTER%207/proposal%202/Arsitektur%20Teknologi%20e-learning.htm
Demikian artikel tentang Arsitektur LTSA ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Arsitektur LTSA ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.